Nama
: Ervina Pratika
Kelas
: 3db18
Npm
: 32111490
Matkul : Sistem informasi Akutansi
2. Pengklasifikasian Transaksi karena tingkat arus transaksi dalam suat uperubahan sangat kompleks maka untuk mempermudah dalam penyajian maka tiap transaksi diklasifikasikan kedalam beberapa siklus – siklus transaksi untuk pengelompokan.
Suatu sistem pengkodean berisi character set, yaitu satu set simbol yang telah ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk mengidentifikasi obyek. Pengolahan data akuntansi sangat tergantung pada penggunaan kode untuk mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan dan mengambil data keuangan.
Tujuan pengkodean :
Minggu
ke iii
2. Pengenalan
Pemrosesan transaksi
Istilah pemrosesan transaksi mewakili
berbagai aktivitas yang umumnya dilakukan oleh organisasi untuk mendukung
operasional sehari-harinya. Walaupun tidak ada 2 organisasi yang memproses data
transaksi secara persis sama, hampir semua organisasi memproses alur transaksi
yang sama. Alur transaksi operasional dapat dikelompokkan menurut proses bisnis
pada umumnya. Sebagian besar organisasi memiliki proses pesanan penjualan,
proses tagihan, proses piutang, dan proses bisnis lainnya.
Ada 3
Metode Proses Data, Yaitu:
1.
Terminal Entry/On-Line Processing
Misalnya sebuah faktur penjualan dimasukkan ke komputer
lewat terminal. Faktur ini langsung diproses untuk dicatat dalam file piutang
dan penjualan.
Memproses transaksi sampai selesai, termasuk Up-date data
dalam master file atau data base, langkah-langkahnya sebagai berikut :
- Data (transaksi) yang diterima dimasukkan ke komputer lewat terminal segera data transaksi terjadi itu terjadi
- Komputer melakukan pengecekan validitas transaksi. Jika ada kesalahan maka pesan tentang kesalahan itu akan nampak pada layar monitor.
- Bila data (transaksi) itu tidak mengandung kesalahan, maka komputer akan memproses data transaksi itu dan hasilnya akan nampak pada layar monitor.
Penggunaan cara ini akan menghasilkan master file yang
selalu sesuai dengan keadaan, karena setiap kali terjadi transaksi, langsung
diroses dan akibatnya master file juga berubah sesuai dengan transaksi itu.
Cara ini sebaiknya digunakan untuk transaksi-transaksi yang master filenya
harus selalu up-todate.
2.
Terminal Entry/Batch Processing
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a.
Data (transaksi) yang terjadi
dimasukkan lewat terminal pada saat transaksi terjadi.
b.
Validitas transaksi dicek
dengan menggunakan file data reference. Pengecekan ini dapat dilakukan oleh
komputer utama. Mini komputer, atau intelligent terminal. Bila ada kesalahan,
maka pesan akan nampak pada layar monitor.
c.
transaksi yang valid disimpan
dalam file transaksi yang setiap periode (harian, mingguan, atau periode lain)
akan diproses.
3.
Batch Entry/Batch Processing
Batch Entry adalah proses memasukkan sekelompok data ke
dalam komputer sekaligus untuk diproses secara bersama-sama. Yang masih menjadi
masalah adalah cara yang digunakan untuk memasukkan data ke komputer, karena
sekelompok data harus dimasukkan pada waktu yang bersamaan
Batch
processing dapat memanfaatkan kontrol total untuk pengecekan, setiap batch
dapat diberi nomor yang berguna untuk reference. Tetapi karena transaksi yang
akan diproses itu harus dikumpulkan lebih dahulu, maka file yang ada tidak
selalu up-to-date.
Proses data (transaksi) dengan menggunakan metode batch
processing dapat dilakukan dalam bentuk yang berbeda. 2 urutan data yang dapat
digunakan , yaitu :
a.
Urutan data seperti yang ada dalam file
Dalam cara ini agar transaksi yang terjadi dapat diproses
maka diperlukan untuk mensortir transaksi
ke dalam urutan yang sama dengan urutan data dalam file. Sesudah file
transaksi mempunyai urutan yang sama dengan urutan data dalam file maka proses
data dapat dilakukan. Proses ini dikenal “Sequential file Processing”.
Hasil dari data Sequential adalah master file piutang lama
(sebelum di up-date), master file baru (sesudah di up-date), dan file transaksi
penjualan. Proses data sequential seperti ini harus digunakan bila filenya
(baik untuk piutang maupun untuk penjualan sepserti contoh diatas) disimpan
dalam media yang berbentuk pia (tape), baik pita kertas maupun magnetis. Akan
tetapi bila filenya disimpan dalam media yang bersifat direct access seperti
disk atau drum magnetis maka proses data dapat dilakukan secarasequential
ataupun tidak sequential.
b.
Urutan transaksi
Dalam cara ini transaksi yang terjadi tidak perlu disortir
lebih dahulu karena transaksi yang ada akan diproses dengan urutan transaksi.
Karena proses datanya tidak seperti urutan dalam master file, maka media yang
digunakan untuk master file harus bersifat direct access, sehingga media yang
dapat digunakan hanyalah disk atau drum magnetis, sedangkan pita (tape) tidak
dapat digunakan. Cara ini sebaiknya digunakan bila untuk mensortirt ransakasi
diperlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan proses yang tidak menggunakan urutan dalam data file.
Biasanya bila transaksi tidak terlalu banyak dan medianya adalah direct access
maka cara ini akan sesuai.
3.1 ARUS TRANSAKSI
1. Pengkodean adalah untuk membantu pengumpulan
maupun pemrosesan suatu transaksi biasanya diberikan kode sebagai kemudahan.
2. Pengklasifikasian Transaksi karena tingkat arus transaksi dalam suat uperubahan sangat kompleks maka untuk mempermudah dalam penyajian maka tiap transaksi diklasifikasikan kedalam beberapa siklus – siklus transaksi untuk pengelompokan.
contoh perusahaan
Manufaktur :
- pendapatan
- pengeluaran
- produksi
- keuangan
Siklus-siklus
transaksi dan sistem-sistem aplikasi dalam aktivitas bisnis ;
- Siklus pendapatan, Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayan lain.
- Siklus pengeluaran, Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.
- Siklus produksi, kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumberdaya menjadi barang dan jasa.
- Siklus keuangan, kejadian-kejadian yang berkaitan dengan proleh dan menejemen dana-dana modal termasuk kas.
3.2 kOMponen-komponen
Sistem Pemrosesan transaksi
Komponen-komponen dasar dari sistem pemrosesan transaksi
meliputi:
v Inputs adalah Input dalam suatu proses transaksi adalah dokumen sumber
yang dapat berupa formulir atau bukti transaksi lainnya.
v Processing adalah Dalam
system manual terdiri dari kegiatan pemasukkan data transaksi kedalam jurnal.
Dalam sistem komputer, prosesnya dilakukan dengan memasukkan data kedalam file
transaksi
v Storage adalah Media
penyimpanan dari transaksi secara manual adalah Buku Besar. Buku besar ini
menyediakan ikhtisar transaksi-transaksi keuangan perusahaan. Proses pemasukkan
data dari jurnal kedalam buku besar disebut “POSTING”. Untuk sistem komputer,
posting ini dilakukan dengan mengup-date file master menggunakan file transaksi
v Outputs adalah jenis
keluaran yang dihasilkan dari proses transaksi, antara lain : Laporan keuangan,
Laporan Operasional, Dokumen Pengiriman, faktur, dsb
Komponen-komponen dasar dari sistem pemrosesan transaksi
Jenis-jenis input:
v customer orders
v sales slips
v invoices
v purchase orders
v employee time cards
Komponen-komponen dasar dari sistem pemrosesan transaksi
Ø Processing mencakup
penggunaan jurnal dan register untuk menyajikan catatan input secara permanen
dan kronologis.
Ø Journals digunakan
untuk mencatat transaksi akuntansi keuangan.
Ø Registers digunakan
untuk mencatat tipe data lain yang tidak berhubungan langsung dengan transaksi.
3.3 Perancangan sistem tata buku berpasangan
Hal penting dalam merancang sistem
akuntansi :
·
Sifat dan tujuan organisasi
·
Karakteristik struktural dan fungsional
·
Tata letak fisik, produk dan jasa
·
Orang yang mengoperasikan sistem
Langkah dalam merancang sistem
akuntansi :
·
Merancang pengelompokan kasar atas
rekening, daftar rekening dan laporan keuangan terkait.
·
Mereview karyawan operasional dan
manajemen.
·
Finalisasi laporan, daftar rekening,
dan laporan lainnya
·
Menyiapkan rancangan penjurnalan dan
perancangan kertas kerja yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan dan
mengoperasikan sistem.
3.4
Sistem
kode akun untuk pemrosesan transaksi
Suatu sistem pengkodean berisi character set, yaitu satu set simbol yang telah ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk mengidentifikasi obyek. Pengolahan data akuntansi sangat tergantung pada penggunaan kode untuk mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan dan mengambil data keuangan.
Tujuan pengkodean :
·
Mengidentifikasikan data akuntansi
secara unik
·
Meringkas data
·
Mengklasifikasikan rekening atau transaksi
·
Menyampaikan makna tertentu
Ada 5 metode pemberian kode rekening,
yaitu :
·
Kode Angka atau Alphabet Urut
(numerical or alphabetical-sequence code) adalah tiap rekening diberi kode
angka atau huruf ecara berurutan.
·
Kode Angka Blok (block numerical code)
adalah rekening dikelompokkan menjadi beberapa golongan dan tiap golongan
disediakan satu blok angka yang berurutan untuk memberi kodenya.
·
Kode Angka Kelompok (group numerical code)
adalah kelompok diberikan dengan memberikan nomor kode untuk setiap kelompok,
golongan, subgolongan dan jenis rekening
·
Kode Angka Desimal (decimal code)
·
Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf
(numerical sequence preceded by an alphabetic reference)
3.5
perancangan formulir
dan pertimbangan penyimpangan catatan.
Sebelum suatu
transaksi diproses terlebih dahulu kita harus melakukan pengumpulan data
transaksi. Pengumpulan data-data transaksi ini tidak dapat dipisahkan dari
desain suatu formulir, sebab suatu formulir merupakan gambaran atau rekaman
dari suatu transaksi.
Tujuan dari formulir:
v Formulir dibuat untuk meminta dilakukannya suatu tindakan.
v Formulir digunakan untuk mencatat tindakan yang telah
dilaksanakan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar