Selasa, 03 Desember 2013

Bab 8


 Nama        : Ervina pratika
Kelas         : 3db18
Npm          : 32111490
Matkul      : sistem informasi akutansi
8. PENGEMBANGAN KEPUTUSAN DAN LAPORAN-LAPORAN MANAJEMEN
Pengertian pengambilan keputusan dalam organisasi tidak terlepas dari apa yang dimaksud dengan keputusan. Menurut Robbins and Coulter, keputusan adalah membuat pilihan dari dua atau lebih alternatif.[1] Mengapa keputusan harus dibuat? Keputusan dibuat karena ada masalah. Apa yang dimaksud masalah? Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diharapkan. Masalah ditanggapi secara berbeda antara orang yang satu dengan orang lainnya. Bagi si A, masalah si B justru merupakan keuntungan atau kepuasan. Atau, bagi si B, masalah si A justru merupakan kerugian bagi dirinya.  Kini kita akan membicarakan masalah pembuatan keputusan manajerial. Keputusan manajerial yang dibuat berbeda dengan keputusan individual. Keputusan manajerial dibuat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi dan disesuaikan dengan keberadaan organisasi secara keseluruhan. Keputusan manajerial memiliki efek yang luas ketimbang keputusan individual. Pembicaraan mengenai pembuatan keputusan manajerial selain pembuatan keputusan per se, juga membicarakan kondisi yang mempengaruhi pembuatan keputusan, gaya pembuatan keputusan manajerial, dan perangkat kuantitatif guna membantu pembuatan keputusan.
A.  Proses Pengambilan Keputusan
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah :
1.      Mengidentifikasi masalah.
2.      Mengevaluasi solusi alternatif
langkah-langkah yang dilakukan :
        v  Kriteria keputusan
        v  Identifikasi kriteria keputusan dan menetapkan nilai tertimbang
        v   Merating setiap alternative
        v  Menghitung nilai tertimbang
3.      Mengimplementasikan solusi yang terbaik
Tahap-tahap implementasi :
        v  Mengatur pembiayaan proyek
        v   Menegosiasi kontrak dengan para pemasok dan kontraktor
        v  Mendapatkan lisensi, mendapatkan izin, dan wilayah otorisasi
        v   Mengorganisasi program pelatihan kembali untuk para pegawai yang dihadapkan dengan praktik-praktik, prosedur, dan peralatan baru.
        v  Merencanakan perubahan dari sistem lama ke sistem baru.
4.      Melakukan pemeriksaan pasca-implementasi, tujuan pemeriksaan adalah untuk menetukan apakah keputusan dan proses pengambilan keputusan sudah tepat.
   B. Prinsip – Prinsip Manajemen
    Prinsip – prinsip yang paling langsung mempengaruhi sistem pelaporan manajemen (management reporting system/MRS) adalah :
1.   Formalitas Pekerjaan. Tujuannya adalah untuk menghindari suatu struktur organisasi dimana kinerja, kemampuan, dan eksistensi berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu.
      Implikasi untuk MRS : formulasi pekerjaan suatu pekerjaan memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan tersebut.
2.   Tanggungjawab dan otorisasi. Prinsip tanggungjawab merujuk ke kewajiban individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tanggung jawab erat terkait dengan prinsip otoritas.
      Implikasi untuk MRS : prinsip tanggung jawab dan otoritas mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan dimana informasi mengalir.
3.   Jangkauan Kontrol.Jangkauan kontrol seorang manajer merujuk ke jumlah bawahan yang langsung di bawah kontrolnya.
      Implikasi untuk MRS : para manajer dengan jangkauan kontrol sempit erat terlibat dengan rincian operasi dan keputusan spesifik serta memerlukan  laporan yang lebih rinci. Jangkauan kontrol yang luas menghindari manajer dari hal tersebut dengan tanggung jawab kontrol luas beroperasi efektif dengan informasi yang lebih ringkas.
4.   Manajemen dengan pengecualian. Menunjukkan bahwa para manajer harus membatasi perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah (yaitu pengecualian) daripada terlibat dalam setiap aktivitas atau keputusan.
      Implikasi untuk MRS : para manajer memerlukan informasi yang mengidentifikasi operasi atau sumber daya yang beresiko tidak terkontrol.
C.  Fungsi, Level, dan Jenis Keputusan Manajemen
     Fungsi perencanaan berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang aktivitas-aktivitas akan datang dari suatu organisasi. Perncanaan dapat dalam jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan dalam jangka pendek melibatkan implementasi rencana-rencana spesifik yang diperlukan untuk mencapai tujuan rencana jangka panjang. Fungsi kontrol memastikan bahwa aktivitas-aktivitas suatu perusahaan sesuai dengan rencana.
    
Jenis-jenis keputusan manajemen antara lain :
1.   Keputusan perencanaan strategis
Keputusan perencanaan strategis antara lain :
·         Menetapkan tujuan perusahaan
·         Menentukan ruang lingkup aktivitas bisnis
·          Menentukan atau memodifikasi struktur organisasi
·         Menetapkan filosofi manajemen
Ciri-ciri Keputusan perencanaan strategis :
·         Kerangka waktunya panjang
·         Mereka memerlukan informasi yang lebih ringkas
·         Keputusan ini biasanya tidak berulang
·         Keputusan strategi berkaitan menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi
·         Keputusan ini punya ruang lingkup yang luas dan secara mendasar mempengaruhi perusahaan
·          Keputusan strategi memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal.
2.   Keputusan perencanaan taktis
           Ciri-cirinya yaitu, Jangka waktu keputusan ini pendek, lebih spesifik, berulang, hasilnya lebih pasti, dan kurang berpengaruh pada perusahaan dibangdingkan keputusan strategis.
3.   Keputusan kontrol manajemen, kegiatannya adalah memotivasi para manajer di semua wilayah fungdional untuk menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku, personel, dan aktiva keuangan seproduktif mungkin.
4.   Keputusan kontrol operasional, memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Alur proses pembuatan keputusan sekurangnya sebagai berikut:
1.        Menentukan masalah.
2.        Menentukan batasan.
3.        Mengembangkan alternatif jawaban.
4.        Menganalisa setiap alternatif.
5.        Memilih alternatif.
6.        Melaksanakan keputusan.
7.        Memastikan sistem kontrol dan evaluasi atas keputusan

8.1. MANAJER dan KEPUTUSAN
Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerja satu orang atau lebih dalam suatu organisasi.
Tugas-tugas manajer :
1.  Managerial cyle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.
2.  Memotivasi, seorang mnajer harus dapat mendorong bawahanya untuk untuk bekerja giat.
3.  Manajer harus dapat memenuhi semua kebutuhan para bawahanya.
4.  Manajer harus dapat menciptakan kondisi yg membantu bawahanya menda[patkan kepuasaanya dalam pekerjanya
5.  Manajer harus berusaha agar para bawahan bersedia memikul tanggung jawab.
6.  Manajer harus membina bawahanya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
7.  Manajer harus membenahi fungsi2 fundamental(fundamental adalah mendasar,membahas hal yang sangat substansi,bersifat sangat prinsip)
8.  Manajer harus mewaakili dan membina hubungan yg harmonis dg pihak luar
Tingkatan manajemen:
1. Top manaagemet: semua anggota board of director
2. Middle management, kepala bagian, kepala seksi, kepala divisi
3. Lower management, suverpisory, para kepala atau mandor
Pemimpin Menurut G.R TERRY
G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1.     Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2.    Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3.    Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4.    Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5.    Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6.    Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga dapat menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikut berkecimpung.
1. Perencanaan dan pengendalian
Merupakan aktifitas-aktifitas fundamental yang biasa dilakukan olah seluruh manager.Tujuan-tujuan umum maka managemen akan berupaya mencapai tujuan-tujuan tersebut melalui pengambilan keputusan sehari-hari.

2. Pengambilan keputusan
Konstribusi utama seorang manager kepada perusahaan adalah pengambilan keputusan. Ada enam tahap sistematis yang biasanya dilakukan oleh seorang manager ketika mengambil keputusan :
- Mengidentifikasikan dan mendefinisikan masalah
- Menentukan alternatif tindakan
- Mengevaluasi tindakan-tindakan yg mungkin
- Memilih alternatif tindakan terbaik
- Melaksanakan alternatif tindakan yg dipilih
- Melakukan tindak lanjut untuk meyakinkan dirinya bahwa hasil yg
diinginkan dapat diperoleh.

3. Informasi yang berguna untuk perencanaan dan pengendalian. Informasi berbeda dengan data yaitu informasi berguna bagi pengambil keputusan sedangkan data tidak. Data hanyalah bahan mentah untuk menghasilkan informasi. Kegunaan informasi berasal dari pengaruhnya terhadap keyakinan manager yang berkaitan dengan kejadian-kejadian
yang relevan dengan proses pengambilan keputusan. Nilai dari informasi sempurna dapat dihitung sebagai tambahan kenaikan dalam hasil yg diharapkan yg dihasilkan dari suatu keputusan jika informasi yg sempurna tersebut. Mengenai setiap unit menyarankan penjualan hanya dilakukan terhadap hasil produksi yg tidak cacat dan membuang seluruh hasil produksi yg cacat.
4. Perangkat lunak untuk pengambilan keputusan. Perangkat lunak komputer telah dikembangkan untuk membantu manager dalam pengambilan keputusan. Perangkat lunak database membantu manager untuk mengumpulkan informasi yg relevan untuk suatu keputusan dan memungkinkan manager untuk melakukan kueri terstruktur atas informasi dalam database.Perangkat luanak pendukung keputusan dan perangkat lunak sistem ahli menyediakan bantuan dalam melakukan perhitungan dan menyediakan saran-saran ahli mengenai keputusan managemen tertentu.
8.2 PELAPORAN KEPADA MANAJEMAN
Dalam sistem informasi akuntansi manajerial, informasi mengalir dalam dua arah. Arus dari puncak ke bawah berasal dari kejadian yang terjadi pada tingkatan manajemen puncak. Kejadian tersebut dicatat, dibuatkan kesimpulan dan kepada disampaikan tingkatan manajemen yang lebih rendah. Misalkan anggaran belanja periodik, yang memberikan para manajer pernyataan kuantitatif mengenai rencana organisasi. Sedangkan arus dari bawah ke atas, berawal dari kejadian yang berlangsung pada tingkatan manajemen yang lebih rendah dalam struktur organisasi dan dilaporkan pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi dalam bentuk laporan pertanggung jawaban.
Pengembangan Keputusan dan Laporan-laporan Manajemen
Komponen sistem informasi manajemen adalah seluruh elemen yang membentuk suatu sistem informasi. Komponen sistem informasi terbagi menjadi dua yaitu komponen Sistem informasi manajemen secara fungsional dan sistem informasi manajemen secara fisik .
Komponen sistem informasi adalah seluruh komponen yang berhubungan dengan teknik pengumpulan data, pengolahan, pengiriman, penyimpanan, dan penyajian informasi yang dibutuhkan untuk manajemen, meliputi:
a. Sistem Administrasi dan Operasional
Sistem ini melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin seperti bagian personalia, administrasi dan sebagainya dimana telah ditentukan prosedur-prosedurnya dan sistem ini harus diteliti terus menerus agar perubahan-perubahan dapat segera diketahui.

b. Sistem Pelaporan Manajemen
Sistem ini berfungsi untuk membuat dan menyampaikan laporan-laporan yang bersifat periodik kepada pengambil keputusan atau manajer.
C. Sistem Database
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi oleh beberapa unit organisasi, dimana database mempunyai kecenderungan berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi, sehingga interaksi antar unit akan bertambah besar yang menyebabkan informasi yang dibutuhkan juga akan semakin bertambah.
D. Sistem Pencarian
Berfungsi memberikan data atau informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan permintaan dan dalam bentuk yang tidak terstruktur.
E. Manajemen Data
Berfungsi sebagai media penghubung antara komponen-komponen sistem informasi dengan database dan antara masing-masing komponen sistem informasi
.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar